Australia Awards in Indonesia

Australia Awards adalah beasiswa dan studi singkat bergengsi yang bersifat transformatif, diberikan kepada para pemimpin masa depan untuk menempuh studi, penelitian, dan pengembangan profesional di Australia

10 Oktober 2025

Bridging Research and Inclusion: How Lely Hiryanto Uses Technology to Support Children with Disabilities

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang ilmu komputer di Universitas Tarumanagara (UNTAR) di Jakarta, Lely Hiryanto bertekad untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Pada tahun 2004, Lely menerima beasiswa untuk belajar di Curtin University, di mana ia menghabiskan waktu dua tahun untuk menyelesaikan diploma pascasarjana dan Magister Ilmu Komputer. Minat awalnya adalah komputasi paralel, tetapi atas saran supervisornya, fokusnya bergeser ke jaringan komputer dan sistem komunikasi, sebuah bidang yang memperluas perspektif teknisnya. "Saya tidak berencana untuk menjadi dosen, saya ingin bekerja di industri. Namun karena ada kesempatan untuk terus belajar, saya akhirnya mengajar. Saya menyadari bahwa saya menikmatinya, dan sekarang saya tetap berada di dunia akademis," katanya. Penelitian Doktoral: Memajukan Pengetahuan dan Membangun Jaringan Lebih dari satu dekade setelah menyelesaikan gelar masternya, Lely kembali ke Curtin University pada tahun 2018 untuk memulai program doktoral di bidang ilmu komputer dengan beasiswa Australia Awards. Dibimbing oleh akademisi yang sama yang telah membimbingnya selama penelitian S2, penelitian doktoralnya berfokus pada jaringan yang ditentukan oleh perangkat lunak. "Pengoptimalan adalah hal yang benar-benar baru bagi saya, dan pada awalnya sulit. Tetapi saya menganggapnya sebagai tantangan. Pada akhirnya, saya dapat menghasilkan publikasi dari disertasi saya, dan makalah-makalah tersebut terus membentuk cara saya membimbing mahasiswa saya saat ini," jelasnya. "Dan saya selalu ingat bahwa beasiswa ini didanai oleh para pembayar pajak. Hal ini membuat saya termotivasi untuk terus belajar dan memikirkan bagaimana saya dapat membagikan pengetahuan saya ketika saya kembali ke tanah air," ujarnya. Memberi Kembali Melalui Keterlibatan Masyarakat Komitmen Lely terhadap pengabdian masyarakat telah berkembang sejak ia kembali dari program doktoralnya pada tahun 2022. Salah satu hasil yang paling signifikan dari komitmen ini adalah Vicara, singkatan dari Virtually Interactive Communication and Reading Aid. Diciptakan tak lama setelah Lely menyelesaikan program doktoralnya, Vicara merupakan aplikasi berbasis mobile gratis yang dirancang untuk anak-anak autis yang mengalami kesulitan komunikasi. Bagi anak-anak yang tidak dapat mengekspresikan diri mereka secara verbal, aplikasi sederhana ini menyediakan cara untuk mengomunikasikan kebutuhan dasar seperti rasa lapar, haus, atau keinginan untuk bermain. Para terapis juga telah menemukan bahwa Vicara dapat menstimulasi ucapan yang lebih jelas, mendorong anak-anak untuk melatih kata-kata dengan mengulang suara yang dihasilkan. Proyek ini dikembangkan melalui kolaborasi dengan Dr Hersinta, lulusan Curtin University dan London School of Public Relations (LSPR). Peran utama Lely adalah mendesain ulang dan meningkatkan aplikasi agar dapat digunakan secara lebih luas. Mereka memanfaatkan keahlian Profesor Katie Ellis, seorang ahli disabilitas dan teknologi digital di Curtin University, dan Dr Lydia Timms, seorang ahli patologi wicara di Curtin's School of Allied Health. "Kami ingin Vicara tidak hanya untuk anak-anak dengan autisme, tetapi juga untuk orang-orang dari berbagai usia dan disabilitas. Kemitraan dengan akademisi Australia sangat penting untuk membantu kami dari sudut pandang yang lebih luas'. Pada tahun 2023, Lely dan kolaboratornya mulai memperkenalkan aplikasi Vicara ke Rumah Belajar Cemara, sebuah sekolah berbasis komunitas di Jakarta untuk anak-anak dengan autisme. Lely berfokus pada pelatihan guru. Ia mendemonstrasikan bagaimana Vicara dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Percontohan ini menunjukkan bahwa anak-anak menjadi lebih terlibat saat menggunakan Vicara. Pada tahun 2024, Lely dan tim Vicara memperluas proyek ini ke Pusat Terapi Gradasi, sebuah pusat layanan terapi terpadu untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Jakarta Timur. Pada saat yang sama, Lely juga memperluas keterlibatannya di luar Vicara. Ia mengambil peran sukarela sebagai koordinator TI untuk PORTADIN (Perkumpulan Orang Tua Anak Disabilitas Indonesia), sebuah perkumpulan orang tua untuk anak-anak dengan disabilitas. Sejak tahun 2024, ia dan suaminya mengelola kehadiran online PORTADIN, mulai dari media sosial hingga siaran langsung acara-acara nasional seperti Gebyar Portadin. Ke depannya, Lely bercita-cita untuk memperluas peran teknologi dalam pendidikan inklusi. "Australia Awards memberikan saya pengetahuan, jaringan, dan kesempatan. Yang lebih penting lagi, mereka memberi saya rasa tanggung jawab," pungkasnya.

Bagikan artikel ini di:

Artikel Terkait


Kembali ke atas