Australia Awards in Indonesia

Australia Awards adalah beasiswa dan studi singkat bergengsi yang bersifat transformatif, diberikan kepada para pemimpin masa depan untuk menempuh studi, penelitian, dan pengembangan profesional di Australia

10 Oktober 2025

Rafida Nur Aini: Building Brands Through Short Course Collaborations

Sebagai perancang produk dan pendiri MediVidi, merek perhiasan yang berbasis di Bandung, Jawa Timur, Rafida Nur Aini membangun sebuah merek yang tidak hanya memproduksi perhiasan buatan tangan tetapi juga menumbuhkan kreativitas dan kewirausahaan di kalangan anak muda. Untuk menjajaki peluang ekspansi global, Rafida mengikuti Kursus Singkat Australia Awards tentang UMKM yang dipimpin oleh perempuan: Siap Ekspor, pada tahun 2024 dari Universitas RMIT (Royal Melbourne Institute of Technology). Selama kursus, Rafida mendapatkan wawasan dari para fasilitator utama. Salah satu pertemuan yang paling berkesan adalah ketika ia memutuskan untuk bertemu dengan Aimee Sutanto, seorang pengusaha perhiasan kelahiran Indonesia yang berbasis di Melbourne. Aimee awalnya diharapkan menjadi fasilitator kursus, namun harus mengundurkan diri. Rafida kemudian menghubungi Aimee secara langsung dan mengatur kunjungan pribadi ke studionya. Mereka mendiskusikan strategi penetapan harga, preferensi konsumen dan mulai menjajaki potensi untuk berpameran bersama di pameran internasional. Pelatihan kejuruan melalui kolaborasi dengan sesama Alumni Australia Awards Rafida merancang dan melaksanakan Proyek Penghargaan berjudul Magang Perhiasan untuk SMKN 14 Bandung, yang bertujuan untuk membekali siswa sekolah kejuruan jurusan kriya logam dengan keterampilan teknis dan kewirausahaan yang relevan dengan industri perhiasan. Dari program ini, sepuluh siswa terpilih untuk mendapatkan bimbingan. Meskipun program ini berhasil, fase baru belum dimulai karena keterbatasan dana. Salah satu hal yang menarik bagi para siswa dalam program ini adalah keterlibatan mereka dalam kolaborasi MediVidi dan Mycotech Lab, di mana mereka mengerjakan koleksi yang menggabungkan kuningan daur ulang dengan kulit jamur. Mycotech Lab adalah perusahaan rintisan inovatif yang didirikan oleh Adi Reza Nugroho, salah satu alumni Australia Awards, yang mengembangkan biomaterial berkelanjutan yang terbuat dari miselium, struktur akar jamur. Ramah lingkungan dan merupakan alternatif vegan untuk kulit, bahan Mycotech telah menarik perhatian secara lokal dan global. Kolaborasi ini muncul ketika Mycotech menghubungi merek-merek kreatif lokal, termasuk MediVidi, untuk menjajaki kemitraan produk. Dalam pertemuan awal, Rafida dan Reza menemukan bahwa mereka berdua adalah alumni Australia Awards, yang memperkuat hubungan mereka. Para siswa SMK yang magang di MediVidi membantu dalam desain dan produksi koleksi kolaboratif. Mereka membantu tugas-tugas teknis seperti membuat elemen logam, merakit komponen, dan membuat prototipe desain menggunakan kulit jamur Mycotech. Keahlian mereka berkontribusi pada koleksi akhir yang dipamerkan di Global Sourcing Expo di Melbourne pada November 2024. "Kesempatan ini tidak hanya membawa visibilitas internasional pada upaya desain yang berkelanjutan, tetapi juga memungkinkan para mahasiswa untuk melihat bagaimana karya mereka dapat menjangkau pasar global melalui kemitraan yang berarti," kata Rafida. Materi Pendukung untuk Penerbit Australia Pada bulan Maret 2025, Rafida mendapatkan kemitraan B2B dengan penerbit independen Australia, Slow Burn Books. Dalam kolaborasi ini, Medividi memproduksi sekrup Chicago khusus yang digunakan dalam penjilidan unik photobook edisi terbatas, yang kemudian dipamerkan di Melbourne Art Book Fair 2025. Pesanan yang melibatkan lebih dari 300 unit ini menandai masuknya MediVidi secara resmi pertama kali ke pasar Australia. "Semua berawal dari jaringan pertemanan, seseorang dari perusahaan percetakan yang berbasis di Jakarta memperkenalkan saya pada Slow Burn Books. Berkat kursus singkat tersebut, saya memiliki alat dan kepercayaan diri untuk menangani permintaan secara profesional dan bernegosiasi dengan jelas," jelas Rafida. Ketika ia menatap masa depan, Rafida menyadari bahwa pengalaman belajarnya di Australia telah membentuk kembali pendekatannya terhadap pengembangan bisnis, komunikasi, dan pembangunan kemitraan. "Salah satu pelajaran terbesar yang saya dapatkan adalah bagaimana menyeimbangkan antara tujuan dan skalabilitas. Program ini mengingatkan saya bahwa pertumbuhan tidak hanya diukur dalam angka, tetapi juga tentang dampak," katanya.

Bagikan artikel ini di:

Artikel Terkait


Kembali ke atas