Pada tahun 2019, Desty Maulidina Herdiyani akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti dari karirnya di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ada beberapa alasan mengapa Desty memilih Australia. Bukan hanya karena suaminya sebelumnya telah menyelesaikan gelar masternya di Queensland University of Technology. Melihat bagaimana kantornya berkolaborasi dengan Australian National Audit Office (ANAO) juga turut meyakinkannya untuk mengambil gelar Master of Governance and Public Policy di University of Queensland. "Kami mendapatkan banyak wawasan berharga dari ANAO. Melihat bagaimana kami mendapatkan manfaat dari wawasan tersebut, saya yakin bahwa saya juga dapat belajar banyak tentang kebijakan publik dari Australia," jelas Desty. Pengalaman yang Memperkaya Seluruh Keluarga Saya Mempelajari kebijakan publik merupakan pengalaman yang sama sekali baru bagi Desty, yang sebelumnya lebih banyak berfokus pada tanggung jawab praktis sebagai auditor di BPK. "Para dosen di UQ menjelaskan berbagai hal dengan sangat baik, bahkan untuk orang seperti saya yang sama sekali baru dalam studi kebijakan... Kemampuan berpikir kritis saya benar-benar diasah selama masa studi saya, terutama karena di Indonesia, kami lebih terbiasa diajari untuk mengikuti instruksi," tambahnya. Sebagai seorang mahasiswa dan seorang ibu yang membawa serta keluarganya, Desty merasa dukungan dan fasilitas yang diberikan sangat membantu dalam memudahkan transisi dan membuat kehidupan perkuliahan di Brisbane menjadi lebih mudah. Tinggal selama dua tahun di tengah masyarakat yang beragam dan inklusif juga mengubah pandangan Desty. "Waktu saya belajar di Australia tidak hanya mengubah hidup saya, tetapi juga mengubah hidup seluruh keluarga saya," ujarnya. Menyelaraskan Visi dan Aksi di BPK Menjelang akhir masa studinya di Australia pada tahun 2021, Desty menerima pemberitahuan dari BPK yang memberitahukan bahwa ia akan ditugaskan ke posisi baru sebagai analis kebijakan di Sekretariat Ketua BPK, yang memberinya kesempatan untuk bekerja bersama ketua perempuan pertama BPK. Dalam perannya di Sekretariat, Desty bertanggung jawab untuk melakukan penyaringan dan penelaahan bahan dan rancangan dokumen terkait kebijakan dan program yang diajukan kepada Ketua BPK. Berada di antara Ketua BPK dan Badan Pelaksana BPK, Desty berperan penting dalam menyelaraskan visi Ketua BPK dengan materi yang disampaikan dari berbagai departemen di BPK. "Kemampuan berpikir kritis yang saya kembangkan selama studi di Australia melatih saya untuk melihat suatu masalah dari perspektif yang holistik. Kebijakan-kebijakan sering kali saling berkaitan, dan cara berpikir seperti ini sangat berguna," ujar Desty. Memfasilitasi interaksi dengan ANAO Status Desty sebagai alumni Australia Awards juga membuatnya lebih banyak terlibat dalam kemitraan antara BPK dan Australian National Audit Office (ANAO). "Dalam pertemuan rutin antara BPK dan ANAO, saya membantu menyiapkan materi yang akan digunakan oleh Ketua BPK, termasuk briefing notes untuk kunjungan kehormatan dengan ANAO. Ketua sering bertanya kepada saya mengenai isu-isu terkini di Australia, dan mencari pandangan mengenai bagaimana Australia memandang suatu hal," ujar Desy. Mengajukan Diri untuk Menduduki Kursi di Dewan Auditor Perserikatan Bangsa-Bangsa Saat ini, Desy terlibat aktif dalam mendukung kampanye BPK untuk menjadi anggota Dewan Auditor PBB periode 2026-2032. Jika berhasil, BPK akan mendapatkan kewenangan untuk mengaudit organisasi-organisasi internasional di bawah sistem PBB. "Salah satu mata kuliah yang saya pelajari di Australia adalah hukum internasional, dan pengetahuan tersebut sangat membantu saya dalam berkontribusi pada upaya BPK untuk bergabung dengan Dewan Auditor PBB. Saya sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kerangka kerja hukum internasional bekerja dan bagaimana cara berinteraksi secara efektif dengan negara-negara lain," jelas Desty.
10 Oktober 2025
Desty Herdiyani: Harmonising Leader-Implementer Synergy at BPK
Bagikan artikel ini di:
Artikel Terkait
Kembali ke atas