Australia Awards in Indonesia

Australia Awards adalah beasiswa dan studi singkat bergengsi yang bersifat transformatif, diberikan kepada para pemimpin masa depan untuk menempuh studi, penelitian, dan pengembangan profesional di Australia

10 Oktober 2025

Charles Rambung: Leveraging Diverse Data Tools to Map Stunting in NTT

Pada tahun 2023, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di Indonesia, yaitu 37,9 persen. Charles Conrad Rambung, seorang peneliti kesehatan di Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda/Bapperida), merupakan salah satu pegawai negeri sipil di Pemerintah Provinsi NTT yang terlibat aktif dalam upaya penanggulangan stunting. Tertarik dengan pengolahan data, pada tahun 2023 ia mendaftar untuk mengikuti Australia Awards Short Course on Governing in the Digital Age (The Use of Data for Better Policies and Public Services), di Griffith University. Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Charles adalah mengunjungi Rumah Sakit Universitas Gold Coast yang telah membangun Pusat Komando untuk mengatur dan memantau berbagai jenis data, mulai dari ketersediaan peralatan medis hingga informasi pasien dan pengunjung. "Berkat Kursus Singkat ini, saya sekarang memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana implementasi ideal dari kebijakan Satu Data di Indonesia," katanya. Mengatasi Tingginya Angka Stunting di NTT Sebagai bagian dari Proyek Penghargaannya, Charles bertujuan untuk mengembangkan dasbor untuk mengintegrasikan data kependudukan dan stunting untuk meningkatkan akurasi program pemerintah dan berfungsi sebagai sumber data yang dinamis bagi Pemerintah Provinsi NTT. Awalnya ia berencana untuk menyempurnakan Proyek Penghargaannya melalui Hibah Alumni Australia. Namun, ia menunda rencana ini dan mengintegrasikan pekerjaannya ke dalam PAPADANKE (Padu Padan Data Kemiskinan Ekstrem), sebuah program baru dengan konsep yang mirip dengan Proyek Penghargaannya namun dengan cakupan sumber data yang lebih besar. "Saya mendiskusikan ide Award Project saya dengan rekan-rekan dan supervisor saya di Bapperida NTT. Saya yakin ide saya berkontribusi, sampai batas tertentu, untuk penyempurnaan PAPADANKE," kata Charles. Dalam pekerjaannya sehari-hari, Charles juga mendapat manfaat dari koneksi profesional yang ia bangun dengan sesama peserta Short Course. Salah satu contohnya adalah pada pertengahan tahun 2023, ketika timnya bekerja untuk mengembangkan Rencana Aksi Daerah Penyandang Disabilitas (RAD PD 2024-2026) untuk Pemerintah Provinsi NTT. "Saya beberapa kali berdiskusi dengan rekan-rekan peserta Short Course, termasuk dengan pihak Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, untuk mencari informasi terkait isu-isu disabilitas," jelas Charles. Meningkatkan Kesadaran Rekan Kerja dan Masyarakat akan Kecerdasan Buatan Salah satu aspek yang paling bermanfaat dari Kursus Singkat ini adalah diperkenalkannya Artificial Intelligence (AI) dan ChatGPT. Mempelajari AI dan ChatGPT selama Kursus Singkat menginspirasi Charles untuk mengadvokasi pelatihan AI dan ChatGPT di tempat kerjanya untuk mendukung tugas-tugas sehari-hari. Usulannya akhirnya disetujui oleh Bapperida NTT, yang mengarah pada sesi pelatihan teknis untuk 20 staf Bapperida NTT pada bulan Maret 2024. "ChatGPT adalah hal yang sama sekali baru bagi saya pada saat itu, karena belum banyak dikenal oleh publik. Saya menyadari bahwa ada banyak sekali cara untuk memanfaatkannya," jelas Charles. Di luar perannya sebagai pegawai negeri, Charles juga menggunakan posisinya sebagai pemimpin umat awam di komunitas Katolik setempat untuk mengedukasi kelompok-kelompok rentan tentang risiko AI. "Ada banyak warga lanjut usia di daerah saya yang mengandalkan internet untuk mencari obat. Saya mengedukasi mereka tentang bagaimana AI telah digunakan untuk memanipulasi video, seperti kasus di mana video mantan Menteri Kesehatan Indonesia diubah agar terlihat seolah-olah dia mendukung obat diabetes yang mencurigakan," jelas Charles. Menjadi lebih akrab dengan AI dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang potensinya juga meningkatkan kepercayaan diri Charles untuk terlibat dalam diskusi yang berkaitan dengan AI. Salah satu diskusi tersebut melibatkan Satu Data dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) NTT untuk tahun 2025-2045. Dalam penyusunan dokumen strategis ini, Charles bertanggung jawab untuk menyusun data indeks inovasi (IID/IGA) dan data daya saing daerah (IDSD). "Menurut saya, hal yang paling berharga dari Short Course ini adalah saya dapat berbagi ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan dengan rekan-rekan kerja dan orang-orang di sekitar saya," ujar Charles, yang sebelumnya telah menyelesaikan gelar Master of International Public Health-Master of Health Management di University of New South Wales pada tahun 2013.

Bagikan artikel ini di:

Artikel Terkait


Kembali ke atas