Berkesempatan untuk belajar di Australia terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan bagi Nurhayati Ratna Sari Dewi, yang telah menjabat sebagai Ketua Indonesia Mental Health Association (IMHA) Cabang Jakarta sejak tahun 2021. Dewi merupakan salah satu dari 22 peserta Kursus Singkat Australia Awards tentang 'Peran Pemerintah dan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) dalam Implementasi Reformasi Kebijakan untuk Pembangunan Inklusif', yang diselenggarakan oleh University of Sydney pada tahun 2023. "Saya sangat mengapresiasi AAS yang telah memberikan kesempatan kepada semua orang, termasuk individu seperti saya yang memiliki disabilitas psikososial," tambahnya. Mengadvokasi Hak-hak Penyandang Disabilitas sebagai Penyintas Bipolar Setelah mengalami pahitnya diskriminasi, Dewi merasa terpanggil untuk memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas psikososial, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan skizofrenia. Pada tahun 2017, ia mulai aktif berpartisipasi dalam Bipolar Care Indonesia, sebuah kelompok dukungan sebaya yang bertujuan untuk memberikan dukungan timbal balik kepada orang-orang dengan gangguan bipolar. Hingga saat ini, Dewi terus mengkampanyekan hak-hak penyandang disabilitas psikososial dan mental sebagai Kepala Cabang IMHA Jakarta. Dewi percaya bahwa pengalamannya dalam Short Course baru-baru ini telah memperluas perspektifnya secara signifikan, terutama melalui interaksi dengan sesama peserta. "Bertemu dengan rekan-rekan peserta Short Course dari berbagai latar belakang memperluas pemahaman saya, membuat saya dapat melihat isu disabilitas dari sudut pandang yang berbeda, misalnya dari sudut pandang pemerintah. Sungguh luar biasa melihat bagaimana Australia memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas fisik dan intelektual untuk mengejar pendidikan tinggi." Dewi menjelaskan. Membantu Penyandang Disabilitas Mengakses Layanan Kesehatan Gratis Untuk Proyek Penghargaannya, Dewi membentuk sebuah tim yang beranggotakan beberapa orang dari lembaga pemerintah dan aktivis disabilitas. Mereka memutuskan untuk membantu para penyandang disabilitas di Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah untuk mengakses BPJS Kesehatan kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang disubsidi pemerintah. Sejak Januari hingga April 2023, Dewi dan timnya berkoordinasi dan berdiskusi dengan pemerintah setempat, serta bertemu dengan para penyandang disabilitas berat di Kemusu. Melalui Award Project, Dewi dan timnya berhasil membantu sekitar 100 penyandang disabilitas fisik dan intelektual di Kemusu untuk mendapatkan keanggotaan BPJS PBI. Terinspirasi dari Award Project selama Short Course, Dewi kini bekerja untuk mengadvokasi inisiatif serupa di Jakarta. "Kami melakukan advokasi melalui Focus Group Discussion (FGD) tentang rancangan peraturan gubernur (Rapergub). Di IMHA Cabang Jakarta, kami mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memasukkan penyandang disabilitas ke dalam skema BPJS PBI," jelas Dewi. Menggugat Peraturan yang Diskriminatif Selama Kursus Singkat, Dewi mengambil kesempatan untuk menggalang dukungan dari rekan-rekannya sesama peserta untuk Judicial Review yang ia dan IMHA Indonesia ajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Judicial Review ini menggugat Pasal 433 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dengan alasan bahwa pasal tersebut diskriminatif dan merugikan penyandang disabilitas mental. "Judicial Review tersebut telah diputuskan oleh MK pada Maret 2023 melalui Putusan Nomor 93/PUU-XX/2022. Putusan tersebut menyatakan bahwa tidak semua individu dengan disabilitas harus ditempatkan di bawah pengampuan, menegaskan bahwa kami sebagai penyandang disabilitas memiliki hak hukum yang sama," kata Dewi. Lama setelah menyelesaikan Short Course, Dewi terus menjalin komunikasi dengan para peserta lainnya. Dewi menceritakan bagaimana ia diundang oleh rekan sesama peserta Short Course, Martina Natatinova Simanjuntak dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, untuk memberikan masukan terhadap Peraturan Menteri tentang Penyediaan Layanan Publik Ramah Kelompok Rentan dari perspektif individu dengan disabilitas psikososial. "Meskipun singkat, namun ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Saya juga kagum melihat betapa AAS sangat menghargai para alumninya, karena kami selalu diundang ke acara-acara AAS, meskipun kami hanya alumni Short Course," ujar Dewi.
10 Oktober 2025
A Bipolar Survivor’s Calling to Help Individuals with Mental and Psychosocial Disabilities
Bagikan artikel ini di:
Artikel Terkait
Kembali ke atas