Australia Awards in Indonesia

Australia Awards adalah beasiswa dan studi singkat bergengsi yang bersifat transformatif, diberikan kepada para pemimpin masa depan untuk menempuh studi, penelitian, dan pengembangan profesional di Australia

10 Oktober 2025

Empowering Women, Powering Energy: Maya Muchlis’s Journey with WiME

Maya Muchlis membuat dampak yang signifikan dalam dunia perempuan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Sebagai pendiri dan Direktur Eksekutif Women in Mining & Energy (WiME) Indonesia, ia menerapkan pengalaman pendidikannya untuk membangun peluang bagi perempuan muda di sektor yang telah lama didominasi oleh laki-laki. Pendidikan di Australia: Membangun Pengetahuan, Kepercayaan Diri, dan Jaringan Pada tahun 2007, Maya dianugerahi Australia Awards Scholarship untuk menempuh pendidikan Master Manajemen Lingkungan dan Keberlanjutan di University of South Australia. Meskipun peluang beasiswa terbatas di kota asalnya, Makassar, Maya berhasil mendaftar dan berangkat ke Adelaide. "Pendidikan tidak hanya membangun pengetahuan tetapi juga cara berpikir kita. Pengalaman saya di Australia membentuk pola pikir saya dan memberi saya kepercayaan diri untuk mengeksplorasi peluang baru ketika saya kembali ke tanah air," ujarnya. Ketika Maya kembali pada tahun 2008, ia direkrut oleh perusahaan tambang asal Australia yang beroperasi di Indonesia, termasuk BHP Billiton dan Stanmore Resources. Hampir satu dekade kemudian pada tahun 2016, Maya terpilih untuk mengikuti Kursus Singkat Australia Awards, yang diadakan di University of Sydney. Kursus tentang Kepemimpinan Organisasi dan Praktik Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas ini memperdalam apresiasinya terhadap kepemimpinan inklusif dan memperkenalkannya kembali kepada komunitas alumni Australia Awards. Selama periode ini, Maya dan sekelompok koleganya mulai secara serius mendiskusikan pembentukan organisasi yang didedikasikan untuk perempuan di industri ekstraktif. Pada awal 2019, mereka meluncurkan WiME Indonesia, dengan misi untuk mengedukasi perempuan dan mengadvokasi perubahan kebijakan. Sejak saat itu, WiME telah menjalankan program bimbingan, membuat forum diskusi daring seperti Ruang XY, mendirikan ruang dukungan kesehatan mental, dan bermitra dengan perusahaan swasta dan pemerintah untuk memajukan keberagaman dan inklusi. Pada tahun 2024, ia mengikuti Kursus Singkat Australia Awards tentang pengarusutamaan Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) dalam transisi energi di Indonesia, yang diselenggarakan oleh Griffith University. "Kursus GEDSI memberi saya wawasan baru. Bagian yang paling berharga adalah jaringan yang dibangun-dengan para dosen dan sesama peserta. Di bidang pertambangan dan energi, hal ini sangat penting. Itulah mengapa saya bergabung," jelas Maya. Dalam proyek penghargaannya, Pembelajaran Kolaboratif Daring untuk Pemimpin Energi Hijau Perempuan Masa Depan di Indonesia Timur, Maya berfokus pada pemberdayaan perempuan muda untuk mengambil bagian dalam transisi energi di Indonesia. Inisiatif ini melibatkan 20 peserta muda yang ingin membangun karir di bidang energi terbarukan. Lima dari 20 peserta mendapatkan kesempatan magang atau pekerjaan di sektor ketenagalistrikan, sementara yang lainnya membangun jaringan yang akan mendukung aspirasi karir mereka. Membangun Koneksi Regional: Platform Bimbingan Lintas Negara Jaringan yang dibangun Maya selama masa studi dan kursus singkatnya di Australia telah menjadi kunci utama bagi kemampuan WiME untuk berekspansi ke luar Indonesia. Pada tahun 2025, koneksi tersebut menghasilkan kolaborasi bimbingan lintas negara dengan Women in Mining Network New South Wales dan Women in Mining Sri Lanka. Inisiatif ini didukung oleh pendanaan awal dari program NDC yang didukung oleh Australia, yang memungkinkan WiME dan para mitranya untuk menguji coba gagasan pertukaran mentor regional. Setiap negara menyumbangkan lima mentor dan lima mentee, sehingga total ada 30 peserta. Pendekatan yang digunakan adalah mentee dari Indonesia dipasangkan dengan mentor dari Australia atau Sri Lanka, dan mentor dari Indonesia membimbing peserta dari dua negara lainnya. Hasil dari program percontohan ini sudah mulai terlihat. Tiga puluh perempuan dari tiga negara telah mengambil bagian dalam mentoring terstruktur, bertukar perspektif tentang sektor pertambangan dan energi masing-masing, dan membangun kontak internasional yang dapat mengarah pada magang atau pekerjaan di masa depan. Bagi WiME Indonesia, program ini telah memperkuat perannya sebagai jembatan penghubung dalam upaya kesetaraan gender di tingkat regional. Bagi para mitra di Australia dan Sri Lanka, program ini telah memberikan wawasan komparatif yang berharga, yang menunjukkan bagaimana tantangan inklusi dapat menjadi tantangan yang sama dan berbeda di berbagai konteks nasional yang berbeda.

Bagikan artikel ini di:

Artikel Terkait


Kembali ke atas