Pungkas Bahjuri Ali terus menggunakan pengalaman dan pengetahuannya untuk membentuk kebijakan dan mendorong perubahan di Bappenas, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Sebagai Penasihat Senior Menteri Sosial dan Pengentasan Kemiskinan, serta Kepala Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Pungkas memainkan peran penting dalam membentuk agenda pembangunan jangka panjang Indonesia. Pada tahun 2009, Pungkas memutuskan untuk melanjutkan studi doktoral di Australian National University (ANU), dengan fokus pada bidang Kesehatan dan Kependudukan melalui Australian Development Scholarship. Menjelajahi Kursus, Memanfaatkan Pengetahuan Selama belajar di Australia, Pungkas sangat terkesan dengan sistem pendidikan yang berfokus pada penelitian. Universitas-universitas di Australia seperti ANU menawarkan kurikulum yang berbasis penelitian, yang mendorong Pungkas untuk terjun langsung ke dalam tesisnya. Melakukan penelitian di Australian Demographic & Social Research Institute (ADSRI), Pungkas menemukan bahwa ketersediaan data yang terperinci dan terbaru memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas karyanya. Pungkas juga menggunakan waktunya di Australia untuk memperluas pemahamannya tentang isu-isu yang kompleks, dengan mengambil mata pelajaran seperti ekonomi, filsafat, dan ilmu sosial. "Kami dikelilingi oleh berbagai kesempatan untuk mendapatkan wawasan baru. Menghadiri seminar dan konferensi memungkinkan saya untuk memperluas pemahaman saya, ... tentang bagaimana disiplin ilmu lain berhubungan dengan penelitian saya." Menerapkan Pengetahuan ke dalam Kebijakan di Bappenas Pada tahun 2013, Pungkas kembali ke Bappenas dan mulai menerapkan pengetahuan yang telah ia kumpulkan melalui studinya. Ia segera terlibat dalam perumusan kebijakan kesehatan nasional yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah seperti stunting dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan cakupan dan aksesibilitas sistem asuransi kesehatan Indonesia, BPJS. Pada tahun 2016, sebagai Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Pungkas ditugaskan untuk menangani masalah stunting dan malnutrisi. Ia menggunakan metodologi penelitian dan teknik analisis data dari Australia untuk melakukan studi dan proyeksi kesehatan masyarakat, memetakan wilayah yang paling terdampak dan menentukan intervensi yang efektif dari segi biaya. Pada tahun 2020, pandemi COVID-19 menguji sistem perawatan kesehatan di Indonesia. Pandemi ini menyoroti perlunya perubahan mendesak dalam infrastruktur kesehatan Indonesia, mendorong reformasi tidak hanya dalam layanan kesehatan tetapi juga dalam kesiapan negara untuk menghadapi krisis kesehatan di masa depan. Pungkas bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini, meningkatkan jumlah laboratorium di setiap kota untuk mempersiapkan diri menghadapi keadaan darurat kesehatan di masa depan. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Mulai tahun 2023, sebagai Penasihat Senior Menteri Sosial dan Pengentasan Kemiskinan, Pungkas bertanggung jawab untuk memberikan masukan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional mengenai isu-isu strategis termasuk kesehatan, gizi, kesejahteraan sosial, kemiskinan, dan bantuan pembangunan. Proyek yang sedang berjalan adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi gratis bagi masyarakat yang rentan, terutama anak-anak dan ibu hamil. Para ahli Australia telah terlibat dalam memberikan saran kepada pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai gizi makanan, serta dalam pemantauan dan evaluasi dampak program tersebut. "Kami telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga Australia, seperti University of Sydney dan DFAT, dalam berbagai inisiatif yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan masyarakat. Dukungan mereka telah membantu kami menyempurnakan program MBG dan memastikan program ini selaras dengan praktik-praktik terbaik di dunia," ujar Pungkas. Kemitraan dengan universitas-universitas di Australia untuk mendukung SDGs Sejak tahun 2013, Pungkas ditugaskan untuk memimpin Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Bappenas. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pungkas bekerja sama dengan beberapa institusi, termasuk universitas dari Australia. "Sudah ada banyak hubungan antara Bappenas dan lembaga-lembaga Australia jauh sebelum saya menempuh studi PhD. Hubungan yang sudah terjalin lama ini sangat penting dalam membina kolaborasi yang kuat yang mendorong kemajuan dalam upaya SDG di Indonesia," jelasnya. Pada tahun 2024, Pungkas memimpin penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan University of Sydney. Kemitraan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas Indonesia dalam mengatasi beberapa tantangan pembangunan yang paling mendesak di Indonesia, terutama dalam hal perubahan iklim, pertanian berkelanjutan, dan implementasi SDGs secara keseluruhan. Kemitraan ini diharapkan dapat menghasilkan penelitian bersama, pelatihan, dan proyek-proyek kolaboratif untuk mengatasi tantangan-tantangan seperti kelestarian lingkungan dan inklusi sosial. Selain kerja sama dengan University of Sydney, pada tahun 2024, Bappenas juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Monash University, baik di Australia maupun di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memperkuat dukungan akademis dan teknis dalam memajukan SDGs di Indonesia. Salah satu aspek menarik dari MoU dengan Monash University adalah program beasiswa, yang akan memberikan kesempatan bagi pejabat pemerintah dan profesional pembangunan Indonesia untuk melanjutkan pendidikan dan pelatihan lebih lanjut di Monash University.
10 Oktober 2025
Pungkas Bahjuri Ali: Contributing to Indonesia's SDGs and Bilateral Partnerships
Bagikan artikel ini di:
Artikel Terkait
Kembali ke atas